Jumat, 12 Agustus 2011

MAKNA RAMADHAN......


Ramadhan bulan penuh berkah… Ramadhan bulan perbaikan… Menuai Berkah di Bulan Ramadhan…

Text line seperti di atas atau yang lainnya yang lebih bernuansa semangat akan bulan Ramadhan sering kita temui di berbagai tempat dan media yang dapat dengan mudah dilihat oleh orang lain. Tentu selain memberi semangat ummat Islam dalm berpuasa di buln Ramadhan dengan berbagai hiasan kata seperti di atas selalu ada hiasan di lain tempat yang masih dengan tempat tersebut adalah promosi atau sekedar logo institusi yang mengeluarkan. Ramadhan digunakan sebagai media pengenalan produk atau brand sebuah institusi agar  lebih dapat berbaur dengan masyarakat. Walau kadang ada yang beranggapan cara seperti ini belum tepat sasaran dalam mengenalankan produk mereka, namun memang cara seperti ini masih dianggap cara yang lumayan ampuh.

Terlepas dari gegap gempita ikhwal di atas tadi, Ramadhan memang bulan yang unik dan penuh penempaan bagi ummat Islam. Jarang sekali kita di bulan-bulan selain Ramadhan diperintahkan untuk melakukan penempaan diri melalui puasa. Waktu puasa pun kita selayaknya menjaga lubang-lubang di dalam diri kita. Bukan hanya lubang mulut agar tidak makan atau minum, namun juga lubang mata agar menjaga pandangannya, lubang telinga agar lebih mendengarkan yang lebih bermanfaat, atau lubang-lubang yang lainnya selain agar menjaga benda-benda fisik masuk dalam diri kita pun juga yang lainnya yang bersifat non-fisik.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam nasa’I dari abu Umamah: “ Wahai Raosululloh, perintahkanlah kepadaku satu amalan yang Alloh akan memberikan menfa’atnya kepadaku dengan amalan itu” Maka Rosululloh bersabda: “ Berpuasalah, sebab tidak ada satu amalan pun yang setara dengan puasa”
Sedangkan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:183 Alloh Berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” . Dalam ayat ini setidaknya terdapat 4 aspek penting kita dalam sukses di kehidupan ini. 

Yakni yang pertama adalah Yakin, ini ditunjkukkan pada “Hai orang-orang yang beriman…”. Hanya orang yang beriman sajalah yang dimaksud di ayat ini, dapat juga maksudkan orang yang yakin akan usaha yang akan ia lakukan.

Yang kedua adalah “diwajibkan atas kamu berpuasa…”, kewajiban puasa dapat dimaksudkan sebagai tirakat bagi kita dalam rangka meraih kesuksesan hidup. Karena hampir setiap orang menempuh kesuksesan dengan melalui berbagai rintangan dengan tirakat atau serba dalam keterbatasan.

Yang ketiga adalah “..sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu..”, kita diajak untuk menengok masa sebelum kita. Ini dapat dimaksudkan sebagai rancangan kehidupan untuk memperoleh kesuksesan hidup kelak. Karena dengan melihat ke belakang kita dapat mengevaluasi atau memuhasabahi diri kita agar kelak menjadi lebih baik.

Yang terakhir adalah “..agar kamu bertakwa”, maksud darinya adalah proses penempaan diri dari dengan keyakinan, tirakat, serta rancangan tadi menjadikan kita insan yang lebiah baik yakni takwa disini dapat dimaksudkan sebagi kesuksesn hidup karena bila kita telah bertakwa dengan sebenarnya yakni yang menjalankan perintah-Nya serta menjahui segala larangan-Nya dengan konsisten maka hidup kita pun jadi tentram dengan kenikmatan hidup serta rahmat Allah akan mengalir dengan derasnya.

Dari Surat Al-Baqarah:183 kita dapat melangkah menemukan hal yang lainnya, yakni kewajiban puasa yang dimaksudkan di ayat ini tidak menyebut siapa yang mewajibkannya. Memang secara tersirat sedemikian jels adalah Allah. Namun boleh jadi juga seandainya bukan Allah yang mewajibkan puasa, maka manusia yang menyadari manfa’at puasa dan mewajibkan atas dirinya sendiri. Telah terbukti semngat untuk puasa dilakukan manusia bukan karena dorongan untuk menjalankan ajaran agama. Misalnya demi kesehatan, sterilisasi tubuh sebelum operasi, untuk kecantikan dan masih banyak yang lainnya.
Momen Ramadhan sebagai momen yang tepat untuk menempa diri selain dari segi perut yang diistirahtkan, juga penguatan ruhiyah untuk memantapkan keimanan kita

Doa di Ramadhan kita

Perintah Berpuasa dalam al-Qur’an termaktub dalam surat al-Baqoroh ayat 183 – 187. Sedang bab tentang do’a ada dalam ayat 186. Hal ini menandakan bahwa ada hal istimewa di dalamnya. Karena do’a adalah senjata bagi orang-orang yang beriman. Senjata untuk menghadapi kehidupan ini entah bagaimana pun keadaannya. Bab do’a ini disisipkan Alloh dalam antara pembahasan tentang puasa dari ayat 183-187.
Dalam bulan Ramadhan ada 2 waktu yang mustajabah dalam berdo’a.

Yang pertama adalah pada waktu sahur, karena Alloh turun ke langit dunia guna mendengaran permintaan hambaNya dan mengabulkannya barang siapa yang berdo’a pada waktu tersebut. 

Sedang waktu yang kedua adalah waktu yang dinantikan banyak orang yang menonton televisi yakni pada adzan maghrib, karena menunggu waktunya untuk berbuka puasa. Dalam waktu ini juga mustajabah untuk berdo’a, hingga RosuluLLAH SAW memberikan sunnah do’a seperti yang telah kita ketahui bersama yakni: “Allohumma Laka tsumtu Wabika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu bi Rohmatika yaa arhamarroohimiiin…”, namun setelah itu sebaiknya kita tak langsung menyantap makanan dengan lahapnya, namun alangkah baiknya kita berdo’a dahulu dengan mengadu segalanya tantangan hidup kita pada Alloh.

WaLLOhu a’lam…                                                                                            Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar